banner 728x250
BERITA  

OPINI : MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN TENTANG TOPIK “ MASALAH PENDIDIKAN UMUMNYA DI PAPUA”

banner 120x600
banner 468x60

“ KURIKULUM MERDEKA” Apakah solusi atau tantangan baru dalam dunia pendidikan? Bagaimana Peran Pemerintah dalam memenajemen sekolah agar sesuai dengan ketentuan PERMERDIKBUD?
Oleh : Rofiq Bayu Samudra, S.H.
Menurut Rofiq Bayu Samudra,S.H. , untuk memastikan keberhasilan Kurikulum Merdeka, pemerintah perlu memberikan dukungan dan bimbingan yang memadai pada sekolah dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan standar pendidikan yang telah ditetapkan. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan konsistensi dan kesetaraan kurikulum di seluruh wilayah Indonesia agar kedepannya hal ini menjadi produk pendidikan yang berkelanjutan. Apabila telah terjadi penyesuaian dan pemerataan dalam hal pendampingan pada setiap guru dan sekolah maka bisa dipastikan kurikulum merdeka sangat efisien dalam mendorong keberlangsungan pembelajaran yang lebih menyenangkan. Pemerintah juga perlu memperhatikan daya anggaran dalam setiap kali implementasi Kurikulum Baru, ini bertujuan mempercepat daya guna tenaga pendidik dan kependidikan dalam transformasi kurkulum merdeka ini. Sebagai sebuah sistem pendidikan, kurikulum memainkan peran penting dalam membentuk cara anak-anak belajar dan berkembang. Oleh karena itu, penting untuk mengevaluasi kurikulum secara berkala untuk memastikan bahwa siswa mendapatkan pendidikan yang relevan dan efektif.
Opini Kurikulum Merdeka merupakan salah satu upaya dari pemerintah Indonesia untuk melakukan reformasi pendidikan di Indonesia. Dengan konsep Kurikulum Merdeka, siswa diharapkan lebih mandiri, kreatif, dan mampu mengembangkan potensi mereka dengan lebih baik. Konsep Kurikulum Merdeka memiliki beberapa kelebihan, antara lain: Memberikan kebebasan pada sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lokal, Menekankan pada pembelajaran yang berbasis keterampilan dan penerapan, sehingga siswa dapat belajar dengan lebih praktis dan lebih terhubung dengan kehidupan nyata, Mendorong pembelajaran kolaboratif dan kreativitas, sehingga siswa dapat belajar bersama-sama dan mengembangkan ide-ide baru, Memberikan peran yang lebih besar kepada guru dalam mengembangkan kurikulum dan memilih metode pembelajaran yang tepat.
Namun, ada juga beberapa kritik terhadap Kurikulum Merdeka. Beberapa orang berpendapat bahwa kebebasan yang diberikan pada sekolah dalam mengembangkan kurikulum dapat menyebabkan ketidakseragaman dalam pendidikan di seluruh Indonesia. Selain itu, Kurikulum Merdeka juga membutuhkan pengembangan yang terus-menerus agar sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan siswa. Dalam keseluruhan, opini Kurikulum Merdeka dapat dipandang sebagai upaya positif dari pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Namun, diperlukan evaluasi dan pengembangan yang terus-menerus untuk memastikan efektivitas dan keberlanjutan dari konsep Kurikulum Merdeka.
“ KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH BERBASIS KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL MELALUI PROGRAM GURU PENGGERAK “
Bagaimana menyiapkan calon kepala sekolah atau pengawas yang memiliki kepemimpinan berbasis kecerdasan Intelektual dan Emosional melalui Program Guru Penggerak di Papua khususnya Jayapura ?
Oleh : Sugih Srimukti,S.Pd.
Menurut Sugih Srimukti,S.Pd., Dengan tuntutan perkembangan zaman pada aspek pendidikan di butuhkan seorang pemimpin dalam meningkatkan mutu pendidikan yang mampu memiliki kecerdasan Intelektual yang biasa di sebut dengan Intelektual Quaotient (IQ) dan kecerdasan Emosional atau EQ Emotional Quotient (EQ) yang keduanya bisa selaras dalam kepemimpinan yang bukan saja cerdas Intelektual tetapi dapat mengelola sikap sebagai seorang pemimpin yang bijaksana dalam mengambil sebuah keputusan.
Kepemimpinan IQ dan EQ bukan didapat dari pengalaman saja tetapi perlu adanya sebuah pelatihan yang menciptakan pemimpin generasi milenia yang mampu menjadi pemimpin pembelajaran yang membawa suatu perubahan positif di tanah Papua khususnya di kota jayapura dengan penduduk berbagai karakteristik dan RAS sehingga menciptakan Pendidikan karakter pancasila.
Program Guru Penggerak berdasarkan Mendikbud adalah sebuah bentuk pelatihan bagi guru, pelatih, kepala sekolah, dan pengawas sekolah, yang bertujuan untuk menghasilkan bibit-bibit unggul pemimpin Indonesia di masa yang akan datang. Generasi calon pemimpin Indonesia diharapkan dapat terwujud dengan memiliki tujuh karakteristik Profil Pelajar Pancasila, yakni mandiri, beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, berkebinekaan global, dan bernalar kritis.
Adapun hambatan yang terjadi untuk bisa mengikuti program guru penggerak dalam mengelolaan kecerdasan IQ dan EQ perlu adanya seleksi, sehingga kesempatan untuk mengikuti program ini sangat terbatas, karena yang lulus seleksi saja yang bisa mengikuti program guru penggerak.
Pentingnya Kecerdasan Intelektual yang di dapatkan dari Program guru penggerak yaitu bagaimana seorang pemimpin yang memiliki pengetahuan tentang akademik menjadi seorang pemimpin pembelajaran Pancasila“ Ing Ngarso Sung Tulodo Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani “ dan Kecerdasan Emosioan yaitu bagaimana seorang pemimpin yang mampu menerapkan kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, dan pengelolaan relasi. Dengan adanya Program ini bisa menjadikan motivasi semua guru untuk bisa mengambil bagian mengikuti program guru penggerak untuk bergerak, tergerak dan menggerakkan sebagai calon pemimpin yang memiliki kecerdasan Intelektual dan kecerdasan Emosional untuk membangun pendidikan di tanah Papua-Jayapura tercinta dengan mendidik generasi penerus di tanah papua dengan berpikir kritis dan berkarakter Pancasila.

Tantangan Guru dan Siswa Dalam Menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar
di Daerah 3T
Oleh : Krisma Paturu,S.Pd
Salah satu tantangan guru dan siswa dalam menerapkan kurikulum merdeka belajar yaitu akses internet yang kurang memadai. Siswa tidak dapat mengakses pelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat yang diinginkan. Begitupun dengan guru, guru merasa kesulitan dalam menambah ilmu pengetahuan, serta metode pembelajaran yang akan digunakan dalam mengajar. Sehingga diharapkan pemerintah dapat memperhatikan pemerataan akses internet di daerah – daerah terpencil sehingga siswa dapat dengan mudah mencari materi yang sesuai dengan minat dan bakat yang ingin dikembangkan, Demikian Halnya dengan guru. Guru dengan mudah mengakses ilmu pengetahuan untuk sesuai dengan tuntunan kurikulum merdeka belajar.
Faktor lain yang menjadi penghambat kelancaran proses belajar mengajar di daerah 3 T yaitu kurangnya sarana prasana yang memadai seperti buku cetak, ruang kelas yang kurang memadai serta kekurangan tenaga pengajar atau guru. Kekuranga buku cetak membuat siswa kurang dalam literasi membaca namun itu bukan menjadi penghalang bagi siswa siswi yang ada di daerah 3 T kerana masih ada daerah lain yang meskipun berada di daerah 3 T tetapi kualitas lulusan mereka tidak kalah saing dengan lulusan siswa yang ada di daerah perkotaan yang memiliki fasilitas yang memadai.
Kurangnya tenaga pengajar di daerah 3 T sering kali membuat guru yang ada di sekolah mengajar lebih dari satu mata pelajaran yang diampuh. Mereka terpaksa mengajar lebih dari satu mata pelajaran karena jika tidak mereka lakukan maka mata pelajaran yang tidak ada gurunya tidak akan dipelajari oleh siswa.
Kemajuan suatu daerah di tentukan dari kualitas pendidikan yang ada di daerah tersebut. Salah satu kunci untuk memajukan kualitas pendidikan di daerah 3T yaitu dengan melengkapi Fasilitas yang dibutuhkan setiap sekolah yang ada di daerah 3 T, mulai dari Fasilitas Internet, Gedung sekolah yang memadai, serta penempatan guru yang merata sehingga tidak terjadi penumpukan di daerah perkotaan. Sehingga dengan demikian setiap siswa Merasa merdeka dalam belajar.
Apa Kriteria Sekolah yang boleh menerapkan kurikulum merdeka?
Oleh:Debrand Way, S.Pd
Kriteria yaitu berminat menerapkan kurikulum merdeka untuk memperbaiki pembelajaran.kepala sekolah/madrasah ingin menerapkan kurikulum merdeka akan diminta untuk mempelajari materi yang disiapkan oleh kemendikbudristek tentang konsep kurikulum merdeka, setelah mempelajari materi tersebut sekolah diminta untuk mencoba menerapkannya.
Kemendikbudristek percaya bahwa kesediaan kepala sekolah/madrasah atau guru dalam memahami dan mengadaptasi kurikulum di konteks masing-masing menjadi kunci keberhasilan, dengan demikian kurikulum merdeka dapat diterapkan di semua sekolah/madrasah, tidak terbatas disekolah yang memiliki fasilitas yang bagus dan di daerah perkotaan. .

banner 325x300

“ Kurang berkualitas Pendidkan Di Papua “
Menurut pendapat Esterlina A.K Rumpaidus, S.Pd Sistem pendidikan di propinsi lain di Indonesia secara umum lebih baik dari Indonesia bagian Timur, seperti Papua. Di Papua, masih banyak anak-anak yang tidak memiliki akses ke sekolah yang baik. Hal ini disebabkan 0leh faktor ekonomi, budaya dan aksesibilitas geografis menjadi batasan bagi banyak anak-anak di Papua sulit untuk mendapatkan pendidikan dasar sekalipun.
Tak hanya akses, kualitas pendidikan di Papua juga masih rendah. Pendidikan di Papua masih dihadapkan pada berbagai kendala, seperti kurangnya tenaga pendidik yang berkualitas dengan bukti sertifikasi guru dan dosen, minimnya fasilitas pendidikan dari Pendidikan Dasar sampai Perguruan Tinggi, seperti bangunan gedung yang layak, sarana prasana yang cukup, Laboratorium yang akan di gunakan dalam belajar serta kurangnya dukungan dari pemerintah. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa di Papua dan rendahnya kualitas pendidikan yang diselenggarakan.
Selain itu, konflik yang terus berkepanjangan di Papua juga berdampak pada pendidikan. Konflik vertikal antara penduduk asli Papua dan mayoritas penduduk Indonesia menimbulkan ketidakamanan dan ketakutan di kalangan masyarakat. Hal ini berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat di Papua dalam memperjuangkan pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak mereka.
Untuk mengatasi masalah pendidikan di Papua, perlu dilakukan berbagai upaya seperti:
Meningkatkan akses pendidikan di daerah terpencil dengan memperbaiki infrastruktur dan sarana transportasi
 Meningkatkan kualitas pendidikan dengan meningkatkan kualitas tenaga pendidik
 memberikan fasilitas yang memadai, dan meningkatkan dukungan dari pemerintah.
Membangun perdamaian dan stabilitas di wilayah Papua melalui dialog dan komunikasi yang baik antara seluruh pihak yang terlibat
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memperjuangkan pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak mereka
Pendidikan yang berkualitas dan merata di Papua akan membuka peluang yang lebih besar bagi masyarakat Papua dalam meningkatkan kualitas hidup mereka. Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh elemen masyarakat harus bekerja sama dalam memperjuangkan pendidikan yang merata dan berkualitas bagi masyarakat Papua.Semoga Pendidikan semakin maju khususnya di Papua.

Opini Tentang “IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEPEMIMPINAN
DALAM PENCAPAIAN TUJUAN ORGANISASI”

Oleh : Fahmi Ramadhan J. Putra

  Menurut saya Implementasi  manajemen  kepemimpinan  sangat  diperlukan  dalam  mencapai  tujuan  sebuah organisasi.  Dari  pembahasan  diatas  dapat  kita  lihat  bahwa  implementasi  kepemimpinan  dalam sebuah  organisasi  harus  ditopang  dengan karakter-karakter  kepemimpinan  (leadership  characters)dan prinsip-prinsip kepemimpinan (leadership principles) yang melekatpada diri pemimpin. Kedua hal ini dapat disebut sebagai bahan dasar kepemimpinan (leadership ingredient).

Melalui fungsi panutan (role modeling) pemimpin harus membudayakan (culturing) karakter dan prinsip kepemimpinan tersebut di kalangan anak buah (followers). Proses pembudayaan ini dilakukan dengan menginternalisasikan karakter dan prinsip kepemimpinan tersebut ke seluruh anak buah sehingga mereka memahami, menghayati, dan melakukannya. Ketika proses pembudayaan ini berlangsung massal dan mencakup seluruh orang didalam organisasi, ia akan dapat membentuk iklim kepemimpinan (leadership climate) dalam organisasi. Iklim kepemimpinan ini memungkinkan organisasi menjalankan siklus manajemen (planning, organizing, actuating,dan controlling) secara efektif.

    Karakter dan prinsip kepemimpinan yang dibangun dengan baik dan mulia akan menciptakan iklim  kepemimpinan  yang  kondusif.  Iklim  yang  kondusif  ini  pada  akhirnya  akan  mengefektifkan organisasi  dalam  mengeksekusi  strategi  dan  mendorong  tercapainya  kinerja  yang  luar  biasa. Sebaliknya  apabila  karakter  dan  prinsip  kepemimpinan  yang  dibangun  kurang  baik,  iklim  yang tercipta akan bersifat destruktif, sehingga organisasi akan terkendala dalam mengeksekusi strategi, sehingga  kinerja  yang  diraih  menjadi  buruk.Demikianlah,  apabila  manajemen  kepemimpinan  ini benar-benar  dilaksanakan  dengan  baik,  maka  organisasi  akan  dapat  mencapai  tujuannya  dengan lebih baik.

“Dampak IKM(Implementasi Kurikulum Merdeka) di Sekolah terpencil “
Oleh : Hari Nurdin Santosa
Kurikulum merdeka adalah kurikulum yg berfokus pada materi yang esensial dan fleksibel sesuai dengan minat, bakat, dan kebutuhan dari masing-masing karakteristik siswa.
Kelebihan IKM guru lebih fleksibel dalam memberikan materi pembelajaran tidak dibebani dengan target materi, media pembelajaran menyesuaikan keadaan lingkungan pendidikan. Pembelajaran sesuai dengan minat siswa. Pembelajaran berpusat pada siswa.
Kendala yg dialami di daerah terpencil terkendala dengan fasilitas internet karena IKM berbasis konten. Keterbatasan sumber pembelajaran sehingga anak mengalami kendala dalam pembelajaran berpusat pada siswa. Kurangnya dukungan orang tua siswa dalam pelaksanaan projek

Memahami konsep penerapan kurikulum merdeka
Oleh Ibsan Raunsorori, S.Pd
Menurut Ibsan Raunsorori, S.Pd kurikulum merdeka saat ini perlu diterapkan di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) kerena dapat membantu guru dalam memberikan pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa sehingga diharapkan para siswa lebih perpikir kreatif, namun hal lain yang perlu dipertimbangkan bahwa di daerah 3T belum semua memiliki akses internet yang memadai.
PENERAPAN PENDIDIKAN KURIKULUM MERDEKA DI PAPUA
OLEH : Arnola Mince Manggo
Penerapan Kurikulum Merdeka sudah sangat baik diterapkan di seluruh Indonesia secara umum dan di Papua secara khusus. Dunia Pendidikan berkembang sangat pesat, sehingga para pemangku kepentingan membuat Kurikulum untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan perkembangan kehidupan Manusia.
Terciptanya sebuah Kurikulum didasari oleh kebutuhan akan pendidikan yang lebih baik. Demikian juga Kurikulum Merdeka identic dengan penggunaan HP Android, Laptop, dan lain-lain. Berawal dari Covid-19 lalu (2019), semua aktifitas dilakukan menggunakan jaringan Internet, termasuk didalamnya yaitu proses belajar mengajar.
Suka atau tidak suka, kita telah masuk didalam zaman yang modern maka dari itu upaya penerapan Kurikulum Merdeka sudah sangat baik. Walaupun banyak yang harus dibenahi, misalnya Kompetensi Guru di tingkatkan. Usaha yang dilakukan oleh Pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan Nasional dalam mencari solusi pascah Pandemi memang menuai berbagai polemic dalam Dunia Pendidikan. Namun Dunia berkembang, manusianya harus berkembang. Untuk mengatasi berbagai pro dan kontra maka solusinya yang perlu ditawarkan adalah :

  1. LPMP Provinsi membuat suatu pelatihan berkesinambungan di semua Sekolah- Sekolah sasaran, dan Sekolah yang juga menerapkan Kurikulum Merdeka secara mandiri
  2. Guru di support untuk mengikuti Program Guru Penggerak
  3. Sekolah menyiapkan semua kebutuhan untuk Proses Belajar Mengajar.
    Dari ketiga solusi di atas, menjelaskan bahwa, Guru yang berkopeten, akan merasa tertantang untuk bekerjasama dalam meningkatkan Mutu Pendidikan dengan cara menyukseskan Penerapan Kurikulum Merdeka di Sekolahnya, dan tentunya dengan dukungan dari pihak sSekolah.
    Kurikulum Merdeka Memajukan Pendidikan di Papua.
    Kurikulum merdeka
    Oleh Alfonsina Mince Rona, S.Pd
    Kurukulum merdeka menurut Alfonsina Mince Rona, S.Pd Kurikulum merdeka belum bisa diterapkan di daerah 3T karena masih banyak guru yang belum memahami dan menerapkan kurikulum 13 dengan baik karena pada penerapan pembelajaranpun masih menyesuaikan dengan peserta didik sehingga jika kurikulum merdeka harus diterapkan maka perlu ada kerjasama antara dinas pendidikan dan pemerintah setempat untuk memfasilitasi guru-guru di daerah 3T untuk terus mendapakan sosialisai.
    Penerapan Kurikulum Merdeka Sebagai Pemulihan Pembelajaran Di Daerah Multikultural
    Sebagai Negara multikultural, kita terbilang lebih kaya akan potensi yang di miliki. Potensi tersebut harus dikembangkan sejak dini dalam suatu satuan pendidikan. Penerapan kurikulum merdeka yang sampai sekarang ini masih menjadi opsi sebenarnya merupakan pemulihan pembelajaran karena kurikulum ini berfokus kepada kebutuhan anak dengan berlandaskan pancasila. Di kutip dari kompas, 16 agustus tahun 2022 sudah ada 142 ribu sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka secara mandiri. Kurikulum ini menawarkan tiga pilihan implementasi yaitu mandiri belajar, mandiri berubah,dan mandiri berbagi sehingga dapat diterapkan di daerah atau satuan pendidikan tidak hanya di kota saja melainkan di daerah yang sulit dijangkau sekalipun. Untuk itu, pemerintah atau dinas pendidikan setempat harus memfasilitasi guru-guru untuk lebih dulu merdeka dan mandiri dalam arti memiliki mindset baru mengenai pembelajaran yang merdeka agar dapat menggali potensi yang kaya ini menjadi masa depan bangsa. ( Roslin Willem )
    Penerapan Kurikulum Merdeka Yang Belum Merata dikota Jayapura
    Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar yang dikembangkan oleh pemerintah khususnya bidang pendidikan yang diterapkan pada usia sekolah yakni SD,SMP dan SMA pada dasarnya belum dapat sepenuhnya diterapkan pada kurikulum belajar yang ada pada sekolah – sekolah. Pada sekolah di Kota besar seperti Jakarta, Jawa, Sumatera penerapan kurikulum ini dapat diterjemahkan dengan sangat baik kepada siswa -siswanya karena para gurunya mendapatkan sosialisasi dan pelatihan – pelatihan kurikulum merdeka belajar dengan total sehingga penerapannya ke siswa dapat dengan sepenuhnya penyampaian materinya sampai dengan baik karena siswa dapat mempraktekkannya dalam pembelajaran yang dilakukan disekolah masing -masing. Tetapi, untukPropinsi Papua khususnya Kota Jayapura belum sepenuhnya penerapan kurikulum merdeka belajar ini dapat diterapkan karena ada banyak guru yang belum memahami dengan baik penerapan kurikulum ini dengan metode pembelajaran yang memberi kebebasan kepada siswa dalam proses belajarnya. Bahkan acuan kurikulumnya pun belum dapat dipahami oleh semua guru. Jangankan Kota Jayapura daerah – daerah yang ada di pedalaman Papua belum dapat menerapkan kurikulum ini, karena siswa tidak dapat diberikan kebebasan dalam belajar dengan situasi siswa yang berada didaerah pedalaman dengan sarana prasarana yang kurang serta keadaan ekonomi keluarga yang terbatas. Oleh sebab itu bagi saya penerapan kurikulum Merdeka belajar ini belum dapat terealisasi dengan baik karena hanya bisa dapat memberikan kebebasan belajar bagi sekolah -sekolah yang pemenuhan delapan standarnya terpenuhi dan guru-gurunya sudah mendapatkan pelatihan yang penuh untuk dapat menerapkan kurikulum merdeka belajar. (ASTINA PERSILA NUMBERI)
    Kurikulum Merdeka solusi untuk menjawab fenomena baru menghadapi revolusi industri G 4.0
    Sesuai perkembangan Dunia yang terintegrasi dengan pengetahuan dan teknologi maka munculnya jenis pekerjaan atau profesi baru yang tumbuh dari kreaktivitas dan konvergensi IPTEK. Makin tidak mudah mengembangkan kurikulum yang didasarkan atas prediksi peran sosial sehingga lahirnya generasi digital, generasi kreaktif dan ruang belajar makin terbuka tanpa batas yang memberi peluang. Semua orang belajar dengan cara yang lebih kreaktif dan membuahkan inovasi.
    Untuk menhadapi fenomena diatas maka pemerintah menerapkan kurikum merdeka di seluruh Indonesia dengan berbagai tahapan. Dilihat dari implementasi kurikulum merdeka banyak masalah yang dihadapi oleh pihak terkait namun diharapakan pemerintah terus menerus melakukan pembinaan dan evaluasi sehingga Kurikulum merdeka benar -benar mampu menjawan revolusi industry G 4.0 baik secara nasional maupun internasional.
    Oleh : Teli Tabuni, S.Pd.
    Opini Kurikulum Merdeka Belajar.
    Pembaruan Kurikulum
    Pengembangan konsep pada kurikulum Merdeka Belajar yang digagas oleh Kementerian Pendidikan menjadikan pandangan pendidikan humanistik Ki Hajar Dewantara sebagai dasar dalam pembaruan kurikulum pendidikan di Indonesia. Menurut pendapat penulis, melalui konsep Merdeka Belajar yang digagaskan oleh Kementrian Pendidikan, sudah sejalan dengan pola pikir Pendidikan Humanistik dari Ki Hajar Dewantara yang mengungkapkan bahwa pendidikan harus didasarkan pada asas kemerdekaan dengan artian bahwa manusia memiliki hak mengatur kehidupannya secara mandiri namun tetap sesuai dengan aturan yang ada di masyarakat.
    Pandangan pendidikan humanistik Ki Hajar Dewantara kepada manusia memerlukan arahan dari Pendidik untuk membantu peserta didik agar mampu untuk mempraktikkan kemampuan yang mereka miliki dengan membebaskan untuk berpikir, berinovasi sesuai dengan kemauannya, menuntun peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya baik dari pengetahuan dan keterampilan (soft skill) dengan bekal moral dan nilai-nilai budi pekerti.
    Adanya pendidikan humanistik dalam kurikulum merdeka ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dalam bidang Pendidikan dan mampu memerdekakan peserta didik seutuhnya sesuai dengan perkembangan zaman.
    Oleh Dolfenci Maryau, S.Pd

Melalui Kurikulum Merdeka Belajar Guru Dan Siswa Bisa
Ciptakan Kemampuan Kreatif dan Inovasi

Merdeka belajar merupakan salah satu kurikulum yang memiliki metode pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Melalui kurikulum merdeka belajar guru dan murid lebih diajak untuk menggali potensi terbesar dari guru- guru, sekolah dan murid serta meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri. Oleh karena itu proses pembelajaran harus menciptakan suasana yang menyenangkan. Agar setiap siswa yang memiliki keistimewahan yang berbeda -beda satu dengan yang lain. Dapat belajar dengan benar-benar atas kesadarannya sendiri dan merdeka atas pilihanya sehingga kita dapat menciptakan siswa yang kreatifnya tinggi dan Inovatif.
Neta Mamoribo

Implementasi Kurikulum Merdeka
Oleh Grace Olivia K Indey
Kurikulum merdeka adalah kurikulum alternatif yang dihadirkan dengan harapan sebagai kurikulum penyempurnaan dari kurikulum darurat di masa covid 19 dan kurikulum k13. Hadirnya kurikulum merdeka ini untuk menangani learning loss yang terjadi dengan cara memusatkan proses pembelajaran berdasarkan bakat dan minat peserta didik. Tujuannya, meningkatkan kemauan peserta didik untuk belajar dan menciptakan proses belajar mengajar baik dari guru dan siswa secara secara efektif dan efisien.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah salah satu bagian unggul dari kurikulum merdeka, dimana Projek peguatan profil pelajar pancasila ini berbasis projek. Setiap semester pada sebuah sekolah wajib membuat projek – projek yang menguatkan nilai – nilai pancasila kepada peserta didik. Tujuannya adalah menanamkan nilai – nilai pancasila lebih dalam lagi kepada siswa – siswi. Sehingga Projek Penguatan Profil Pancasila (P5) menjadi salah satu bagian yang unggul yang membuat kerikulum merdeka berbeda dari pada kurikulum sebelumnya.
Implementasi kurikulum merdeka dalam proses belajar mengajar berbasis proyek ini dapat berjalan secara efektif tergantung dari faktor internal dan external seperti guru – guru, siswa, orangtua, sara prasarana, dana, kesiapan sekolah itu sendiri,dll. Contohnya guru – guru yang sudah terbiasa melaksanakan pembelajaran berbasis proyek. Apakah proyek itu mau di adakan awal semester dimana pembiayaan akan ditanggulangi atau diadakan setiap seminggu maupun akhir semester tidak akan begitu bermasalah. Mereka mampu menghasilkan proyek2 yang menyenangkan, kreatif dan bahkan berinovasi serta dapat bernilai ekonomis.
Hal ini baik dalam mengembangkan potensi dan sumber daya manusia baik dari sisi guru dan siswanya. Selain mendapatka pengetahuan baru siswa – siswipun berkesempatan mendapatkan pengalaman dalam bekerja sama mengerjakan proyek tersebut. Akan tetapi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan proses belajar mengajar yang berbasis pada projek. akan menjadi masalah terutama bagi sekolah – sekolah yang belum siap. Apakah sekolah itu, sekolah pinggiran kota, sekolah di pedalaman atau daerah 3T yang mana kemungkinan gurunya belum terbiasa dengan pembelajaran berbasis proyek, kemudian sarana prasarana yang belum memadai, keterbatasan dana maupun kesiapan sekolah itu sendiri.
Walaupun sudah ada upaya pelatihan dan pembimbingan yang diberika oleh pemerinta kepada guru – guru atau peserta didik, akan tetapi pada kenyataanya hanya daerah – daerah tertentu yang bisa benar – benar menerapkan dan merasakan manfaat dari kurikulum ini.Begitupu, penerapanya berhasil pada sekolah – sekolah ugguan, sekolah pengerak, sekolah – sekolah dengan sumber daya yang memadahi.
Sehingga menurut saya peninjauan penerapan kurikulum merdeka harus diperhatikan lebih lanjut. Harus ada upaya yang lebih dari pemerinta untuk memasukan kurikulum merdeka bukan hanya pada daerah perkotaan atau sekolah unggulan tetapi secara menyeluruh, secara nasional. Sehingga pendidikan yang baik dengan kurikulum merdeka yang diciptakan pemerintah untuk menangani learning lost ini dapat juga terwujud pada daerah – daerah pinggiran kota, perkampungan, pedalaman begitu juga daerah 3T. Mengingat undang – undang dasar negara republik Indonesia sendiri mencantumkan bahwa, setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Sehingga siswa – siswi atau sekolah pinggiran kota, dikampung, perbatasan negara, pedalaman atau daerah 3Tpun mempunyai hak yang sama untuk mengakses dan menerapkan pendidikan yang sesuai seperti saat ini pada kurikulum merdeka.

Kepemimpinan Sebagai Soft skill Penting Pada Kurikulum Merdeka
Oleh Triani Datulalong S.Pd
Kepemimpinan- Kurikulum merdeka menjadi kurikulum yang baru dan diterapkan dalam dunia Pendidikan. Pada penerapannya kurikulum merdeka tersebut terdapat beberapa soft skill yang dapat dikuasai oleh para guru dalam melakukan pembelajaran di dalam kelas. Kepemimpinan sebagai soft skill penting pada kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka bermakna merdeka dalam belajar. Merdeka dalam belajar memiliki arti bahwa semua peserta didik secara bebas dan dapat belajar sesuai dengan minat serta bakat yang mereka miliki. Oleh karena itu minat dan bakat siswa menjadi sangat penting dalam kurikulum merdeka ini. Pembelajaran yang berfokus pada peserta didik dan guru harus memenuhi kebutuhan belajar dari peserta didik dan membuat pembelajaran tersebut sesuai dengan kebutuhan. Dalam kurikulum merdeka guru berperan penting sebagai fasilitator. Guru akan mendampingi dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. Dalam melaksanakan hal tersebut guru membutuhkan soft skill dalam mendampingi dan membimbing peserta didik tersebut adalah kepemimpinan. Kepemimpinan adalah soft skill utama dalam sebuah pembelajaran kurikulum merdeka ini. Guru harus mampu memimpin jalannya kelas dan mengarahkan peserta didik dalam melakukan pembelajaran.
Sehingga menurut saya ntuk melakukan hal tersebut kepemimpinan Pendidikan sangat diperlukan dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka ini membutuhkan sikap kepemimpinan dari guru.

Opini Publik Mahasiswa Magister tentang Pentingnya Asesmen Kompetensi Minimal ( AKM )dalam mengevaluasi Pendidikan diIndonesia oleh ORPA AYERI,S.Pd
Asesmen Nasional (AN) adalah salah satu bentuk evaluasi Pendidikan yang baru diIndonesia,Ditjen P3GTK telah mempersiapkan asesmen nasional ini untuk mengelompokkan mutu Pendidikan diIndonesia menjadi tiga bagian yaitu Asesmen Kompetensi minimum (AKM),Survey Karakter,dan Survey Lingkungan Belajar Karakter. AKM adalah penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh peserta didik untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dalam berpartisipasi positif pada masyarakat. Kompetensi mendasar yang diujikan dalam AKM adalah Literasi Membaca dan Numerasi pada jenjang SD/MI kelas V,SMP/MTs kelas VIII,dan SMA/MA/SMK kelas XI. Namun beberapa orang masih beranggapan bahwa AKM ini hanya menggantikan Ujian Nasional (UN) yang dilaksanakan pada jenjang SD/MI kelas VI,SMP/MTs kelas IX,dan SMA/MA/SMK kelas XII,yang mempunyai kelemahan yang paling serius yakni : 1.ketidaksesuaian antara apa yang diajarkan dan apa yang diases, 2.ketidaksesuaian antara pembelajaran tiap mata pelajaran dalam kurikulum dengan isi yang diukur dalam AKM, 3.ketidaksesuaian antara kompetensi yang dikembangkan sebagai capaian pembelajaran tiap mata pelajaran. Padahal menurut saya, AKM mempunyai pengaruh bagi peserta didik,artinya melalui AKM ini peserta didik diukur kemampuannya tidak hanya dari kemampuan menguasai teori tetapi juga dari praktik aplikasi dan kemampuan bernalar peserta didik bisa menyelesaikan soal-soal tetapi juga melatih kemampuan berpikir peserta didik.
Mungkinkah kurikulum Merdeka diterapkan pada daerah 3T?
Oleh: Zevhyrine P. Yesianda
Asumsi bahwa implementasi Kurikulum Merdeka hanya terbatas pada daerah dengan jaringan internet adalah keliru. Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran yang fleksibel dengan pendekatan minat dan bakat siswa. Dimana pembelajaran dari kurikulum merdeka tidak hanya terbatas pada guru maupun akses internet melainkan pembelajaran kehidupan yang lebih luas. Guru diharapkan mengintegrasikan pembelajaran dengan fasilitas yang tersedia di sekeliling sekolah masing-masing. Dengan demikian, pendampingan dan sosialisasi dari pemerintah bagi sekolah 3T sangat dibutuhkan sehingga memberikan pencerahan bagi pengajar dan siswa di daerah 3T.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *